Info Seputar Penyakit Vertigo - Vertigo merupakan sebuah bentuk gangguan keseimbangan badan. Umumnya penderita vertigo mengeluhkan pusing yang berputar-putar atau pusing tujuh keliling. Penderitanya akan merasakan serta melihat lingkungan sekitarnya bergerak padahal tidak, atau penderitanya merasakan dirinya yang bergerak-gerak, padahal juga tidak. Gerakan yang dirasakan pada vertigo biasanya berupa gerakan berputar, namun sesekali juga akan dijumpai kasus dimana gerakan bersifat garis lurus/linier, yaitu tubuh seolah-olah ditarik atau didorong menjauhi bidang vertikal. Dengan kata lain dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian penyakit vertigo adalah keluhan sakit berupa ilusi bergerak atau ada juga yang menyebutnya sebagai halusinasi bergerak.
Gejala vertigo dapat berasal dari kelainan di daerah sentral, yaitu batang otak, nerebelum atau otak, yang kemudian populer disebut sebagai vertigo sentral, atau bisa juga berasal dari daerah perifer, yaitu telinga dalam, atau saraf vestibular, yang kemudian popuker disebut sebagai vertigo perifer. Kita perlu membedakan kedua jenis dari vertigo ini, karena terapi dan prognosisnya juga akan berbeda.
Jenis gangguan keseimbangan beragam bentuknya dan beragam pula penyebabnya. Banyak sistem dan organ tubuh yang terlibat dalam mengatur dan mempertahankan keseimbangan tubuh tersebut. Keseimbangan tubuh diatur oleh integrasi berbagai sistem. Diantara sistem yang ada dalam tubuh, sistem vestibular yang memegang peranan utama, baru kemudian sistem visual dan sistem somatosensorik/proprioseptif.
Lain halnya dengan fungsi melihat dan fungsi mendengar, dimana sistem yang terlibat di dalamnya tidaklah terlalu banyak, sedangkan dalam mengatur keseimbangan banyak sistem lain yang ikut terkait serta terlibat di dalamnya. Di sini tidak ada satu sistem yang bertanggung jawab secara penuh, berbagai sistem yang terlibat akan bekerja sama membentuk dan mempertahankan keseimbangan.
Kata yang dapat digunakan untuk menyatakan vertigo/gangguan keseimbangan ini pun beragam, contohnya: sempoyongan, puyeng, mumet, pusing, pening, pusing tujuh keliling, kepala rasa enteng, rasa mengambang, rasa melayang.
Sering penderita vertigo mengungkapkan keluhannya menggunakan istilah yang tidak sesuai atau kata dengan arti yang tak lazim difahami oleh seorang dokter. Oleh sebab itu dokter umumnya akan meminta supaya penderita menjelaskan keluhannya secara terperinci dan jelas. Hal ini penting dilakukan untuk menentukan diagnosis yang tepat. Misalnya apa yang dimaksud penderita jika ia mengeluhkan rasa sempoyongan, rasa mumet, dan puyeng.
Karena banyaknya sistem yang terlibat, maka didalam menghadapi kasus gangguan keseimbangan, seorang dokter pun dimungkinkan akan sedikit menemui hambatan dalam menentukan penyebab sebenarnya. Jelasnya, terdapat tiga sistem yang banyak memiliki peran dalam mempertahankan keseimbangan. Tiga sistem tersebut ialah sistem vestibular, sistem visual/penglihatan serta sistem somatosensorik/perasaan/proprioseptif. Guna mempertahankan keseimbangan badan maka sedikitnya 2 dari 3 sistem tersebut haruslah berfungsi dengan baik.
Bila seseorang menderita penyakit vertigo, ini menunjukkan bahwa sistem vestibularnya sedang keadaan terganggu. Adapun rasa puyeng, rasa tidak stabil, rasa tidak seimbang, yang tidak disertai oleh vertigo, maka hal itu dapat disebabkan oleh berbagai kelainan lainnya, misalnya gangguan visual, gangguan pada sistem vestibular atau gangguan somatosensorik/proprioseptif.
Hampir semua orang sebenarnya pernah mengalami vertigo, sejak mulai masa anak-anak sampai dewasa. Namun, berapa banyak penderita gangguan keseimbangan atau vertigo yang telah mendatangi rumah sakit atau praktek dokter?. Hal ini tentu sulit dipastikan. Patut disadari bahwa gangguan keseimbangan penyebabnya dapat dari beberapa macam penyakit. Jumlah penderita penyakit vertigo yang mengunjungi tempat praktek seorang dokter spesialis penyakit dalam tentunya akan berbeda jumlahnya dengan penderita vertigo yang mengunjungi tempat praktek seorang dokter spesialis Telinga-Hidung-Tenggorok (THT) atau dokter spesialis penyakit saraf.
Dari 119 jenis penyakit puyeng yang disebabkan kelainan otologik, berdasarkan informasi lembaga kesehatan Hain (1996) mendapatkan temuan, bahwa 49% menderita Vertigo perifer paroksismal benigna, 18,5% penyakit Meniere, 13,5% parese vestibular unilateral, 8% parese verstibular bilateral, 6% disfungsi telinga tengah dan 5% fistula. Adapun dari 74 penderita puyeng yang disebabkan oleh kelainan neurologik, mereka memperoleh temuan, bahwa 35% merupakan penderita stroke atau TLA, 22% menderita gangguan saraf pusat lainnya, 16% penderita migren vertebrobasiler, 8% nistagmus, 7% alaksia sensorik, 4% disfungsi ganglia basal, 5% ataksia serebeler, menderita epilepsi.
Berdasarkan laporan Drachman dan Hart (1972) mendapatkan bahwa dari 102 penderita dengan keluhan puyeng yang berkunjung ke klinik neurootologi: 5 orang menderita kelainan medik, 34 orang kelainan otologik, 23 orang kelainan neurologik sedangkan pada 38 orang kelainannya tidak dapat ditentukan.
Demikianlah tadi Info Seputar Penyakit Vertigo, semoga bisa memberikan informasi yang bermanfaat serta menambah wawasan kesehatan kita. Salam sehat!
Info Seputar Penyakit Vertigo |
Info Seputar Penyakit Vertigo.
Penyebab dari vertigo adalah akibat kelainan atau gangguan atau penyakit pada sistem vestibular. Biasanya vertigo ini disertai dengan gangguan sistem otonom sehingga timbullah gejala-gejala lain seperti muntah, rasa mual, keringat dingin, diare, pucat, perubahan denyut nadi dan tekanan darah.Gejala vertigo dapat berasal dari kelainan di daerah sentral, yaitu batang otak, nerebelum atau otak, yang kemudian populer disebut sebagai vertigo sentral, atau bisa juga berasal dari daerah perifer, yaitu telinga dalam, atau saraf vestibular, yang kemudian popuker disebut sebagai vertigo perifer. Kita perlu membedakan kedua jenis dari vertigo ini, karena terapi dan prognosisnya juga akan berbeda.
Jenis gangguan keseimbangan beragam bentuknya dan beragam pula penyebabnya. Banyak sistem dan organ tubuh yang terlibat dalam mengatur dan mempertahankan keseimbangan tubuh tersebut. Keseimbangan tubuh diatur oleh integrasi berbagai sistem. Diantara sistem yang ada dalam tubuh, sistem vestibular yang memegang peranan utama, baru kemudian sistem visual dan sistem somatosensorik/proprioseptif.
Lain halnya dengan fungsi melihat dan fungsi mendengar, dimana sistem yang terlibat di dalamnya tidaklah terlalu banyak, sedangkan dalam mengatur keseimbangan banyak sistem lain yang ikut terkait serta terlibat di dalamnya. Di sini tidak ada satu sistem yang bertanggung jawab secara penuh, berbagai sistem yang terlibat akan bekerja sama membentuk dan mempertahankan keseimbangan.
Kata yang dapat digunakan untuk menyatakan vertigo/gangguan keseimbangan ini pun beragam, contohnya: sempoyongan, puyeng, mumet, pusing, pening, pusing tujuh keliling, kepala rasa enteng, rasa mengambang, rasa melayang.
Sering penderita vertigo mengungkapkan keluhannya menggunakan istilah yang tidak sesuai atau kata dengan arti yang tak lazim difahami oleh seorang dokter. Oleh sebab itu dokter umumnya akan meminta supaya penderita menjelaskan keluhannya secara terperinci dan jelas. Hal ini penting dilakukan untuk menentukan diagnosis yang tepat. Misalnya apa yang dimaksud penderita jika ia mengeluhkan rasa sempoyongan, rasa mumet, dan puyeng.
Karena banyaknya sistem yang terlibat, maka didalam menghadapi kasus gangguan keseimbangan, seorang dokter pun dimungkinkan akan sedikit menemui hambatan dalam menentukan penyebab sebenarnya. Jelasnya, terdapat tiga sistem yang banyak memiliki peran dalam mempertahankan keseimbangan. Tiga sistem tersebut ialah sistem vestibular, sistem visual/penglihatan serta sistem somatosensorik/perasaan/proprioseptif. Guna mempertahankan keseimbangan badan maka sedikitnya 2 dari 3 sistem tersebut haruslah berfungsi dengan baik.
Bila seseorang menderita penyakit vertigo, ini menunjukkan bahwa sistem vestibularnya sedang keadaan terganggu. Adapun rasa puyeng, rasa tidak stabil, rasa tidak seimbang, yang tidak disertai oleh vertigo, maka hal itu dapat disebabkan oleh berbagai kelainan lainnya, misalnya gangguan visual, gangguan pada sistem vestibular atau gangguan somatosensorik/proprioseptif.
Hampir semua orang sebenarnya pernah mengalami vertigo, sejak mulai masa anak-anak sampai dewasa. Namun, berapa banyak penderita gangguan keseimbangan atau vertigo yang telah mendatangi rumah sakit atau praktek dokter?. Hal ini tentu sulit dipastikan. Patut disadari bahwa gangguan keseimbangan penyebabnya dapat dari beberapa macam penyakit. Jumlah penderita penyakit vertigo yang mengunjungi tempat praktek seorang dokter spesialis penyakit dalam tentunya akan berbeda jumlahnya dengan penderita vertigo yang mengunjungi tempat praktek seorang dokter spesialis Telinga-Hidung-Tenggorok (THT) atau dokter spesialis penyakit saraf.
Dari 119 jenis penyakit puyeng yang disebabkan kelainan otologik, berdasarkan informasi lembaga kesehatan Hain (1996) mendapatkan temuan, bahwa 49% menderita Vertigo perifer paroksismal benigna, 18,5% penyakit Meniere, 13,5% parese vestibular unilateral, 8% parese verstibular bilateral, 6% disfungsi telinga tengah dan 5% fistula. Adapun dari 74 penderita puyeng yang disebabkan oleh kelainan neurologik, mereka memperoleh temuan, bahwa 35% merupakan penderita stroke atau TLA, 22% menderita gangguan saraf pusat lainnya, 16% penderita migren vertebrobasiler, 8% nistagmus, 7% alaksia sensorik, 4% disfungsi ganglia basal, 5% ataksia serebeler, menderita epilepsi.
Berdasarkan laporan Drachman dan Hart (1972) mendapatkan bahwa dari 102 penderita dengan keluhan puyeng yang berkunjung ke klinik neurootologi: 5 orang menderita kelainan medik, 34 orang kelainan otologik, 23 orang kelainan neurologik sedangkan pada 38 orang kelainannya tidak dapat ditentukan.
Demikianlah tadi Info Seputar Penyakit Vertigo, semoga bisa memberikan informasi yang bermanfaat serta menambah wawasan kesehatan kita. Salam sehat!