Benarkah, terdapat bahaya rokok elektrik (e-cigarette) atau Electronic Nicotine Delivery System (ENDS) disamping variasi rasa yang nikmat?. Dibalik jawaban ya ataupun tidak, Anda harus tetap waspada terhadap efek samping dari rokok elektronik ini karena hingga kini belum diketahui secara pasti dampak buruk perangkat ini bagi kesehatan.
Rokok elektrik adalah inovasi terbaru yang sekarang ini sedang marak diperjual belikan. Melambungnya jumlah pembeli membuat produsen terus memperbanyak jumlah produksi tanpa memikirkan efek panjang bagi konsumen terhadap kesehatan.
Rokok elektronik dianggap sebagai pengganti rokok konvensional yang lebih aman, karena terbebas dari pembakaran tembakau dan tidak mengeluarkan asap yang mengandung senyawa berbahaya bila terhirup. Anggapan ini tidak benar bila mana alasannya sesederhana itu, sebab akhir-akhir ini banyak badan penelitian yang melakukan riset untuk mencari tahu efek jangka panjang atau bahaya rokok elektrik terhadap kesehatan.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah melaporkan bahwa rokok elektronik tidak aman dikonsumsi karena terdapat nikotin cair yang dapat memicu kanker. Paparan resmi yang dikeluarkan oleh WHO tidak mendapat respon baik, karena banyak juga ahli yang bertentangan dengan laporan ini. Ada beberapa ahli yang justru merekomendasikan perokok aktif untuk beralih ke rokok elektrik atau rotrik.
Di Indonesia, Badan Pengawasan Obat dan Makanan juga menyatakan bahwa rokok ini tidak baik dikonsumsi, karena tetap memicu adiksi atau ketagihan meski tidak dibakar. Hal ini serupa dengan penjelasan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2P) Kemenkes, Prof. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K) terhadap wartawan bahwa terdapat beberapa kandungan berbahaya dalam rotrik seperti nikotin cair yang memicu adiksi (kecanduan).
Meski demikian, respon masyarakat terhadap bahaya rokok elektrik seperti yang telah diungkap oleh WHO dan beberapa ahli tidak bersifat positif. Mereka tetap mengira bahwa rokok elektronik lebih aman dan tidak memiliki bahaya serius bagi kesehatan. Persepsi tersebut semata timbul karena mereka merupakan pengguna rotrik yang sudah merasakan sendiri dampak positifnya.
Seperti seorang pengguna rotrik bernama Herbaz (mungkin nama samaran) yang berkomentar pada suatu situs warta yang ikut membahas tentang bahaya rokok elektrik, bahwa dirinya merasa lebih sehat karena sudah 2 bulan beralih menggunakan rokok elektrik. Beberapa hal yang dirinya rasakan setelah berganti ke rokok elektronik adalah nafas menjadi lega dan panjang, kuat berlari 3 putaran lapangan yang saat masih menghisap rokok konvensional tidak mampu, jantung normal, dan paru-paru lebih bersih dari sebelumnya.
Komentar bernada kasar juga timbul di situs warta lain mengenai bahaya rokok elektrik ini. Dirinya menuding rokok konvesional jauh lebih berbahaya karena mengandung tembakau yang menimbulkan efek pusing, mual, daya tangkap otak berkurang, ejakulasi dini, dada terasa panas, dan stamina melemah. Dirinya sangat setuju terhadap klaim mengenai rokok elektrik yang lebih aman ketimbang rokok tembakau.
Jadi, dibalik munculnya berbagai tanggapan tentang bahaya rokok elektrik yang menuai kontroversi, penciptaan rokok elektrik hanya ditujukan untuk mengurangi keinginan merokok konvensional hingga 20 batang perhari. Mengenai bahaya atau efek samping yang ditimbulkan baik jangka pendek maupun panjang belum diketahui secara konkret karena belum pernah dilakukan penelitian berskala besar terhadap perangkat ini sebab masih terbilang baru digunakan masyarakat.
Sekecil-kecilnya bahaya mungkin hanya terkait dengan efek adiksi yang menyebabkan kecanduan atau ketagihan, diluar aneka rasa yang terdapat pada perangkat ini. Disamping itu, rokok elektrik juga bisa memicu perokok pasif untuk mencicip rotrik, ini yang mengkhawatirkan karena sifat kecanduan tadi bisa saja mengikat seorang perokok pasif yang baru saja menikmati perangkat ini.
Apabila Anda seorang vapers, pasti sangat setuju jika dikatakan bahwa sama sekali tidak ada bahaya rokok elektrik terhadap kesehatan. Tetapi Anda juga harus tahu bahwa penggunaan jangka panjang dapat meningkatkan kadar plasma nikotin secara signifikan setelah lima menit penggunaannya.
Bahaya Rokok Elektrik
(c) Electronic Cigarette India |
- Meski tidak menyimpan tembakau, tetap ada zat nikotin yang membahayakan. Zat nikotin ini akan menyelinap ke dalam paru-paru dengan rupa uap yang bisa memicu kanker.
- Rokok elektrik berbeda dengan rokok tembakau yang mencantumkan jumlah kandungan zat nikotin dan bahan kimia lain, perangkat ini sama sekali tidak mencantumkan jumlah kandungan nikotin. Oleh sebab itu, sangat memungkinkan bila efek nikotin akan dirasa sewaktu-waktu.
- Jika terjadi kebocoran pada tangki penampung zat nikotin, akan terjadi penguapan yang memaparkan racun yang membahayakan kulit.
- Ada beberapa kasus baterai rotrik meledak yang mengakibatkan luka cukup parah pada area mulut. Karena itu kualitas baterai isi ulang perangkat ini masih diragukan.
- Tidak ada batasan umur pemakai. Jadi, sangat dikhawatirkan anak-anak di bawah umur mencoba membeli rokok jenis elektrik ini tanpa sepengetahuan dan pengawasan orang tua.
Tak hanya itu, rokok elektrik juga meningkatkan kadar plasma CO (karbon monoksida) dan frekuensi nadi secara signifikan yang dapat memengaruhi kondisi kesehatan. Propylene glycol dengan konsentrasi tinggi dalam rokok elektronik berpeluang mengiratasi bila dihirup. Beberapa produk ada yag mengandung zat beracun dengan kadar menengah hingga tinggi dari zat perasa atau ‘flavor’. Komponen oraganiknya mudah menguap dan rusak pada suhu ruang toluene dan ‘m, p-xylene’ (bersifat racun).
Beberapa gangguan pernapasan seperti asma juga terus mengintai pengguna rotrik. Bahkan, penyakit yang mengancam nyawa seperti kanker juga turut serta akibat hadirnya zat nitrosamine, formaldehyde, acetaldehyde, dan acrolein dalam rokok elektrik yang memicu pertumbuhan sel kanker.
Jadi, Anda harus tetap waspada meski sekarang ini belum merasakan efek samping atau bahaya rokok elektrik. Ada baiknya untuk berupaya menghentikan kebiasaan menghisap rokok jenis apapun karena semuanya tetap tidak baik bagi kesehatan dan tentunya kebiasaan ini membuat Anda tanpa sadar menghabiskan uang dengan sia-sia.